Senja
menyembunyikan rindu
Dibalik
senyum aku merindu
Menatap
kosong karena tak ada yang dirindu
Tapi tak
mengapa, aku sedang memantaskan diriku
Menundukkan
pandanganku
Mengikhlaskan
yang bukan milikku
Bukan langit
yang tanpa awan
Aku pun
ingin seperti mereka
Yang berbagi
kasih dengan seorang yang dipilih
Tapi tetap
saja
Niatku bulat
dan mengakar
Cintaku tak
boleh masuk kedalam lubang yang tak berakal
Yang dalam,
dan menjerumuskan
Sahabat, aku
tahu kau bahagia saat bersamanya
Namun kau
harus tau, kebahagianmu itu prematur
Yang seiring
waktu akan luntur
Kau hanya
kurang sabar sedikit
Layaknya
seorang yang berpuasa, kau berbuka disiang hari
Maka kau tak
akan merasakan nimat dimalam hari
Lalu kapan
saatnya tiba ?
Adalah saat
kau berani datang kerumahnya
Dan katakan
pada ayahnya
Saat itulah
kau berbuka
Dan
merasakan cinta yang sebenarnya
Senja di
taman bersama satu kaleng kopi yang kuteguk pelan masuk kedalam tenggorokan,
membuka mata membuka hatiku untuk menuliskan sebuah kisah yang menjadi masa
kelam. Semua tentang cinta, semua tentang rasa yang kau dan aku anggap adalah
bentuk pelampiasan rasa dewasa, berawal dari tatap lalu mencoba mendekat dan
akhirnya kau dan aku satu malam bisa tak tidur karenanya, membalas chat yang
seakan tak ada habisnya, bahasa yang semakin malam semakin mengarah dengan
jelas permintaan, inginnya hanya bersama, berdua dikeesok hari.
Di taman ini
jadi saksi penglihatanku yang tak buram, terlihat jelas pasangan muda mudi
sedang hanyut memadu kasih, terlihat dikejauhan yang duduk sedikit berjauhan
dengan senyum tipis membalut warna wajah yang kemerahan, berbicara malu dengan
masing-masing gadget ditangan, bergerak tangan dengan scrol layar perlahan, begitu
katanya sedang pendekatan. Di dekat pohon pemandangan yang sedikit memilukan
mata, dua pasang insan memadu kasih seolah dunia tak ada yang
melihatnya,membelai rambut duduk berdua diatas motor, dari kejauhan lelaki
seolah berucap “Hanya kamu dihidupku” (aku tersedak ludah) dan dari dekat mata
ku tertuju melihat terpana, sejoli dengan bahasa nada tinggi, dengan intonasi
yang tak jelas, keluar cepat dari masing- masing mulutnya. Katanya saling
menyalahkan, merasa benar dan pada akhirnya gadis itu menangis sesenggukan lalu
dengan tenang lelaki bertubuh kecil dengan rambut kumal itu mencoba memeluknya,
dengan perlahan sedikit penolakan namun akhirnya pelukan erat menghiasai senja
yang kelam itu.
Sahabat bisa
kau simpulkan dari makna pandangan dan ceritaku tentang itu ?, pasti bisa,
cobalah untuk merenung, esensi antara wanita dan pria adalah untuk
mencintai,memang benar tapi apakah tak ada aturan? Jelas tuhanku Allah mengatur
dengan sebaik-baiknya aturan, untuk tak mendekati perbuatan zina, menundukkan
pandangan bagimu lelaki adalah keharusan, menjaga aurat yang kau balut dengan
kain dan keimanan adalah kewajiban bagimu wahai kaum hawa. Ikhlaskan yang
seharusnya bukan milkmu, bulatkan niatmu bahwa cintamu tak boleh masuk kedalam
lubang yang salah, lubang tak seharusnya kau dan aku masuki, yang dalam dan
menjerumuskan, jika kau tetap masuk akan ada bencana dan keharusanmu menanggung
dosa.
Kebahagian
prematur (Dini) kusebut demikian karena tak melulu waktu yang kau habiskan
degannya yang kemudian hari kau tak lagi bersama, bahagia mungkin satu, dua
bulan atau juga ada yang tahunan, tapi tak pasti bisa diharapkan dia jodohmu
atau bukan. Mereka yang diceritakan diatas adalah berbuka saat sebelum
waktunya, dengan malu-malu lalu sembunyi perlahan berbuka dengan menu seadanya,
katanya yang penting nafsu ku terlampiaskan. Padahal ada malam hari yang amat
nikmat untuk berbuka. Ya seperti itu
dengan menu lengkap dibumbui dengan cinta kasih dan rahmat tuhanku yang maha
memiliki cinta, kau seakan tahu nikmat mencintanya adalah bentuk ridho kasihmu
terlampiaskan dengan benar, saat berbuka adalah saat dimana kau dan aku berani
datang kerumahnya, katakan dengan gestur tubuhmu yang meyakinkannya, perlahan
kau katakan ” Wahai Tuan, aku ingin menikahinya” maka saat itulah kau berbuka
dan merasakan cinta yang sebenarnya,
You can do it?
I feel do it
…………….
Jelas disini
maksut penulis ingin mengingatkan, masa muda kita bukan hanya untuk dihabiskan
dengan cara yang tak benar, ada banyak kasus tentang ini, semakin berkembang
semakin baik pula pemuda pemudi membungkus rapi cara pendekatan, bekedok dalam
satu wadah organisasi yang mewadahi, menjalin hubungan diam-diam lalu hanyut
dalam perasaan yang tak seharusnya diikrarkan. Berubah menuju baik itu baik,
kau dan aku sadar mata ini adalah otak utama pergerakan hati yang bergerilya,
serta batasan yang terlupakan antara dua
insan, menjadi sosok pendukung rasa ini berkembang. Tanyakan pada nuranimu
siapkah menjadi sosok IMMawan dan IMMawati yang melaksanakan ajaran islam
dengan sebenar-benarnya? Semoga kau dan aku bisa karena ini adalah tujuan utama
persyarikatan, Jadikan IMM tonggak kemajuanmu untuk berpikir cerdas, bergerak
positif dengan caramu sendiri, tunjukkan pada dunia dan teriakkan namamu kaulah
generasi penerus yang diidamkan bangsa.
Salam Satu
Perjuangan !!!
Purwoadi Trimurjo, 17 Oktober 2017
Hafis M Kaunang
Ataji
Sekbid Dakwah PK IMM FKIP
Anggota bidang Kader PC IMM Kota Metro
0 komentar:
Post a Comment