Loading...
Tuesday 17 October 2017

15:38
Memaknai Kata
“Tak Seharusnya Kau Dan Aku”
Oleh: IMMawan Hafis M Kaunang Ataji


Senja menyembunyikan rindu

Dibalik senyum aku merindu

Menatap kosong karena tak ada yang dirindu

Tapi tak mengapa, aku sedang memantaskan diriku

Menundukkan pandanganku

Mengikhlaskan yang bukan milikku

Bukan langit yang tanpa awan

Aku pun ingin seperti mereka

Yang berbagi kasih dengan seorang yang dipilih

Tapi tetap saja

Niatku bulat dan mengakar

Cintaku tak boleh masuk kedalam lubang yang tak berakal

Yang dalam, dan menjerumuskan

Sahabat, aku tahu kau bahagia saat bersamanya

Namun kau harus tau, kebahagianmu itu prematur

Yang seiring waktu akan luntur

Kau hanya kurang sabar sedikit

Layaknya seorang yang berpuasa, kau berbuka disiang hari

Maka kau tak akan merasakan nimat dimalam hari

Lalu kapan saatnya tiba ?

Adalah saat kau berani datang kerumahnya

Dan katakan pada ayahnya

Saat itulah kau berbuka

Dan merasakan cinta yang sebenarnya

        Senja di taman bersama satu kaleng kopi yang kuteguk pelan masuk kedalam tenggorokan, membuka mata membuka hatiku untuk menuliskan sebuah kisah yang menjadi masa kelam. Semua tentang cinta, semua tentang rasa yang kau dan aku anggap adalah bentuk pelampiasan rasa dewasa, berawal dari tatap lalu mencoba mendekat dan akhirnya kau dan aku satu malam bisa tak tidur karenanya, membalas chat yang seakan tak ada habisnya, bahasa yang semakin malam semakin mengarah dengan jelas permintaan, inginnya hanya bersama, berdua dikeesok hari.
        Di taman ini jadi saksi penglihatanku yang tak buram, terlihat jelas pasangan muda mudi sedang hanyut memadu kasih, terlihat dikejauhan yang duduk sedikit berjauhan dengan senyum tipis membalut warna wajah yang kemerahan, berbicara malu dengan masing-masing gadget ditangan, bergerak tangan dengan scrol layar perlahan, begitu katanya sedang pendekatan. Di dekat pohon pemandangan yang sedikit memilukan mata, dua pasang insan memadu kasih seolah dunia tak ada yang melihatnya,membelai rambut duduk berdua diatas motor, dari kejauhan lelaki seolah berucap “Hanya kamu dihidupku” (aku tersedak ludah) dan dari dekat mata ku tertuju melihat terpana, sejoli dengan bahasa nada tinggi, dengan intonasi yang tak jelas, keluar cepat dari masing- masing mulutnya. Katanya saling menyalahkan, merasa benar dan pada akhirnya gadis itu menangis sesenggukan lalu dengan tenang lelaki bertubuh kecil dengan rambut kumal itu mencoba memeluknya, dengan perlahan sedikit penolakan namun akhirnya pelukan erat menghiasai senja yang kelam  itu.
        Sahabat bisa kau simpulkan dari makna pandangan dan ceritaku tentang itu ?, pasti bisa, cobalah untuk merenung, esensi antara wanita dan pria adalah untuk mencintai,memang benar tapi apakah tak ada aturan? Jelas tuhanku Allah mengatur dengan sebaik-baiknya aturan, untuk tak mendekati perbuatan zina, menundukkan pandangan bagimu lelaki adalah keharusan, menjaga aurat yang kau balut dengan kain dan keimanan adalah kewajiban bagimu wahai kaum hawa. Ikhlaskan yang seharusnya bukan milkmu, bulatkan niatmu bahwa cintamu tak boleh masuk kedalam lubang yang salah, lubang tak seharusnya kau dan aku masuki, yang dalam dan menjerumuskan, jika kau tetap masuk akan ada bencana dan keharusanmu menanggung dosa.
        Kebahagian prematur (Dini) kusebut demikian karena tak melulu waktu yang kau habiskan degannya yang kemudian hari kau tak lagi bersama, bahagia mungkin satu, dua bulan atau juga ada yang tahunan, tapi tak pasti bisa diharapkan dia jodohmu atau bukan. Mereka yang diceritakan diatas adalah berbuka saat sebelum waktunya, dengan malu-malu lalu sembunyi perlahan berbuka dengan menu seadanya, katanya yang penting nafsu ku terlampiaskan. Padahal ada malam hari yang amat nikmat untuk berbuka.  Ya seperti itu dengan menu lengkap dibumbui dengan cinta kasih dan rahmat tuhanku yang maha memiliki cinta, kau seakan tahu nikmat mencintanya adalah bentuk ridho kasihmu terlampiaskan dengan benar, saat berbuka adalah saat dimana kau dan aku berani datang kerumahnya, katakan dengan gestur tubuhmu yang meyakinkannya, perlahan kau katakan ” Wahai Tuan, aku ingin menikahinya” maka saat itulah kau berbuka dan merasakan cinta yang sebenarnya,
        You can  do it?
        I feel do it
        …………….
        Jelas disini maksut penulis ingin mengingatkan, masa muda kita bukan hanya untuk dihabiskan dengan cara yang tak benar, ada banyak kasus tentang ini, semakin berkembang semakin baik pula pemuda pemudi membungkus rapi cara pendekatan, bekedok dalam satu wadah organisasi yang mewadahi, menjalin hubungan diam-diam lalu hanyut dalam perasaan yang tak seharusnya diikrarkan. Berubah menuju baik itu baik, kau dan aku sadar mata ini adalah otak utama pergerakan hati yang bergerilya, serta  batasan yang terlupakan antara dua insan, menjadi sosok pendukung rasa ini berkembang. Tanyakan pada nuranimu siapkah menjadi sosok IMMawan dan IMMawati yang melaksanakan ajaran islam dengan sebenar-benarnya? Semoga kau dan aku bisa karena ini adalah tujuan utama persyarikatan, Jadikan IMM tonggak kemajuanmu untuk berpikir cerdas, bergerak positif dengan caramu sendiri, tunjukkan pada dunia dan teriakkan namamu kaulah generasi penerus yang diidamkan bangsa.
        Salam Satu Perjuangan !!!



Purwoadi Trimurjo, 17 Oktober 2017

                   
Hafis M Kaunang Ataji               
Sekbid Dakwah PK IMM FKIP           
Anggota bidang Kader PC IMM Kota Metro



0 komentar:

Post a Comment